Selasa, 15 Juni 2021


Trigonometri adalah salah satu cabang dalam ilmu matematika yang mempelajari mengenai sudut segitiga. Lebih jelasnya dilansir dari wikiedia, Trigonometri adalah sebuah cabang matematika yang mempelajari hubungan yang di liputi panjang dan sudut segitiga. Bidang ini muncul pada abad ke-3 SM dari penggunan geometri untuk mempelajari astonomi,


Konsep Trigonometri

Al Marwazi berhasil menjelaskan tentang rasio trigonometri yakni sinus (sin), cosinus (cos), tangen (tan) dan cotangen (cot), Melalui konsep tersebut, banyak hal akhirnya dapat di pelajari, seperti dalam bidan astronomi, elektronik, statistika,kimia,ekonomi, bahkan hingga musik dan akustik.

misalnya dalam bidang astronomi, kita dapan melakukan penelitian terhadap gerhana matahari. seperti apa yang pernah dilakukan oleh AL Marwazi sendiri pada tahun 829. ia melakukan penelitian dengan membuat contoh dari penentuan waktu dan ketinggian matahari.

Selain itu, trigonometri juga bermanfaat dalam berbagai bidang lainnya, kita dapat mengukur ketinggian gunung tanpa harus memanjatnya, atau mengukur lebar sungai tanpa harus melewatinya terlebih dahulu.

Rumus Fungsi Trigonometri

Adapun rumus fungsi trigonometri antara lain :



Keberadaan trigonometri memang menyumbang banyak manfaat bagi berbagai bidang ilmu pengetahuan dalam kehidupan kita sehari-hari. maka dari itu penting untuk mempelajari trigonometri secara lebih mendalam...

 

 

Sejarah Trigonometri 

Sejarah awal trigonometri dapat dilacak dari zaman Mesir Kuno, Babilonia dan peradaban Lembah Indus, lebih dari 3000 tahun yang lalu. Matematikawan India adalah perintis penghitungan variabel aljabar yang digunakan untuk menghitung astronomi dan juga trigonometri. Lagadha adalah matematikawan yang dikenal sampai sekarang yang menggunakan geometri dan trigonometri untuk penghitungan astronomi dalam bukunya Vedanga, Jyotisha, yang sebagian besar hasil kerjanya hancur oleh penjajah India.

Pelacakan lain tentang awal mula munculnya trigonometri adalah bersamaan dengan kemunculan tokoh matematikawan yang handal pada masa itu. Diantaranya matematikawan Yunani Hipparchus sekitar tahun 150 SM dengan tabel trigonometrinya untuk menyelesaikan segi tiga. Matematikawan Yunani lainnya, Ptolemy sekitar tahun 100 mengembangkan penghitungan trigonometri lebih lanjut. Disamping itu pula matematikawan Silesia Bartholemaeus Pitiskus menerbitkan sebuah karya yang berpengaruh tentang trigonometri pada tahun 1595 dan memperkenalkan kata ini ke dalam bahasa Inggris dan Perancis. 

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, ada banyak aplikasi trigonometri. Terutama adalah teknik triangulasi yang digunakan dalam astronomi untuk menghitung jarak ke bintang-bintang terdekat, dalam 11 geografi untuk menghitung antara titik tertentu, dan dalam sistem navigasi satelit.

Bidang lainnya yang menggunakan trigonometri termasuk astronomi (dan termasuk navigasi, di laut, udara, dan angkasa), teori musik, akustik, optik, analisis pasar finansial, elektronik, teori probabilitas, statistika, biologi, pencitraan medis/medical imaging (CAT scan dan ultrasound), farmasi, kimia, teori angka (dan termasuk kriptologi), seismologi, meteorologi, oseanografi, berbagai cabang dalam ilmu fisika, survei darat dan geodesi, arsitektur, fonetika, ekonomi, teknik listrik, teknik mekanik, teknik sipil, grafik komputer, kartografi, kristalografi.

Selanjutnya, penemuan-penemuan tentang rumus dasar trigonometri oleh para tokoh ilmuwan muslim adalah sebagai berikut :


a. Al Buzjani 

Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail al Buzjani, merupakan satu di antara sekian banyak ilmuwan Muslim yang turut mewarnai khazanah pengetahuan masa lalu. Dia tercatat sebagai seorang ahli di bidang ilmu matematika dan astronomi. Kota kecil bernama Buzjan, Nishapur, adalah tempat kelahiran ilmuwan besar ini, tepatnya tahun 940 M. Sejak masih kecil, kecerdasannya sudah mulai nampak dan hal tersebut ditunjang dengan minatnya yang besar di bidang ilmu alam. Masa sekolahnya dihabiskan di kota kelahirannya itu. 

Konstruksi bangunan trigonometri versi Abul Wafa hingga kini diakui sangat besar kemanfaatannya. Dia adalah yang pertama menunjukkan adanya teori relatif segitiga parabola. Tak hanya itu, dia juga mengembangkan metode baru tentang konstruksi segi empat serta perbaikan nilai sinus 30 dengan memakai delapan desimal. Abul Wafa pun mengembangkan hubungan sinus dan formula 2 sin2 (a/2) = 1 - cos a dan juga sin a = 2 sin (a/2) cos (a/2)

b. Abu Nasr Mansur 

Nama lengkap dari Abu Nasr Mansur adalah Abu Nasr Mansur ibnu Ali ibnu Iraq atau akrab disapa Abu Nasr Mansur (960 M – 1036 M). Abu Nasr Mansur terlahir di kawasan Gilan, Persia pada tahun 960 M. Hal itu tercatat dalam The Regions of the World, sebuah buku geografi Persia bertarikh 982M. Pada karya trigonometrinya, Abu Nasr Mansur menemukan hukum sinus 

sebagai berikut: a / sin A = b / sin B  = c / sin C.